Apakah Buah Simalakama benar-benar ada?
Pertama, bahwa buah simalakama itu hanyalah kiasan saja kenyataannya tidak ada. Buah Simalakama sering dibuat sebagai kalimat perandaian atau berupa pepatah lama yang diartikan sebagai suatu keadaan yang paling tidak mengenakkan terjadi pada seseorang. Sesuatu keadaan atau suasana dimana seseorang tidak mampu untuk membuat suatu keputusan berdasarkan akal dan pikiran karena apapun yang dikerjakan akan mendapat resiko besar sebagai akibat dari perbuatan tersebut, sementara keadaan tersebut harus dijalani.
Kedua, bahwa buah simalakama itu benar-benar ada. Simalakama adalah sebutan orang Sumatera untuk buah Mahkota Dewa. Jangan tanya Sumatera mana, karena saya bukan berasal dari Sumatera, hanya sekedar mengutip dari sumber yang ada.
Apa memang ada Buah Simalakama? Tentu saja ada wujud dari Buah Simalakama makanya orang-orang sampai membuatnya dalam sebuah Peribahasa dan sepertinya Peribahasa seperti ini tidak ada di negeri lain, melainkan hanya di Indonesia.
2. Asal-usul penamaan Simalakama
Buah Simalakama yang berasal dari kata Melayu di Sumatera, dalam bahasa sehari-hari disebut juga sebagai buah Mahkota Dewa, tentu saja diperoleh dari pohon Mahkota Dewa. Anehnya bahwa orang Melayu yang mempopulerkan nama Buah Simalakama tetapi dianggap tanaman ini berasal dari Papua, makanya nama latinnya disebut Phaleriae papuana Warb. Var. Wichannii (Val.) Back. Atau nama ilmiahnya Phaleria macrocarpa (Scheff.) Boerl. Atau nama simplifisanya Phaleriae Fructus.
Di Indonesia Buah Simalakama dikenal juga dengan nama Makutadewa, Makutamewo, Makutoratu, Makurojo oleh orang-orang Jawa. Kemudian orang Cina menyebutnya Pau, dan lantas dicoba-coba diterjemahkan orang ke bahasa Inggeris dengan nama The Crown of God.
Penamaan selalu mengandung pengartian. Pantas juga tanaman ini disebut Mahkota Dewa karena sebagai tanaman perdu menghasilkan buah yang mampu berubah warna dari mulai hijau berubah menjadi ungu, berubah menjadi merah, berubah menjadi kuning sebelum buah tersebut gugur untuk membusuk. Buahnya tidak terlalu besar berbentuk bulatsekitar diameter 3-5 cm.
Karena buah ini sangat beracun (toksis) dan bila tak diproses dengan benar dapat mengakibatkan kematian bagi orang yang mengonsumsinya. Oleh karenanya, patut ditengarai bahwa istilah ’si malakama’ ini merupakan modifikasi (word corruption) dari kata ‘malak-ul-maut‘ (bahasa Arab yang bermakna ‘malaikat pencabut nyawa).
3. Unsur dan kandungan kimia dalam buah simalakama
Pohon dan Buah Simalakama mengandung unsur kimia yang disebut alkaloid, saponin, flavonoid, polifenol (lagnan). Menurut penelitiannya bahwa senyawa kimia aktif yang disebut lignan, masuk dalam golongan polifenol dan syringaresinol mengandung toksiditas sangat tinggi sehingga berpotensi sebagai anti kanker.
4. Manfaat buah simalaka
Rekomendasi pengobatan herbal menganjurkan untuk mengobati penyakit disentri amuba, penyakit kulit seperti eksim, gatal-gatal, jerawat, proasi, melalui cara pengobatan diminum.
Bahkan Buah Mahkota Dewa sekarang ini sudah dianggap sebagai dewa penyembuh penyakit seperti: sakit lever, kanker, sakit jantung, kencing manis, asam urat, reumatik, sakit ginjal, tekanan darah tinggi, lemah syahwat dan ketagihan narkoba, eksim, jerawat, dan luka gigitan serangga.
Tetapi ingat !!! Oleh karena mengandung kadar racun tinggi maka harus berhati-hati untuk mengkonsumsinya terutama kepada wanita hamil. Buah segar dan bijinya bila dimakan akan menimbulkan efek sariawan, mabuk, kejang, dan bahkan pingsan.
5. Makna peribahasa "Bagai makan buah simalakama"
Walau dianggap sebagai dewa pengobat berbagai penyakit, tetapi jangan lupa apa yang ada dibalik petuah cerdas orang tuatua Melayu dahulu mengandaikan buah ini sebagai perumpamaan yang mengatakan; “Bagai Buah Simalakama, dimakan mati ibu tak dimakan mati ayah.”
- Makna peribahasa bagai makan buah simalakama adalah seseorang yang terjebak dalam suatu keadaan yang serba salah, dimana kalau dia melakukan sesuatu pasti akan selalu menemui kesalahan.
- Bagai makan buah simalakama, dimakan ibu mati, tak dimakan ayah mati
Artinya: melakukan dua pekerjaan yang sama-sama berbahaya.
Sepertinya perumpamaan ini akan berlaku kepana manusia sepanjang jaman. Tetapi berlakunya perumpamaan ini sepertinya hanya kepada orang-orang yang mau perduli dengan kehidupan, atau kepada orang-orang yang mampu menggunakan otaknya sebagai peran pengambil keputusan dengan pertimbangan konsekwensi logis yang harus dihadapi. Seandainya kepada orang-orang yang belum mampu untuk menggunakan otaknya untuk mengambil keputusan maka perumpamaan ini kurang manjur sebagai petuah nasehat kuno.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
BPN: MENUJU PELAYANAN PERTANAHAN MODERN STANDART DUNIA
YUK.... SIMAK VIDEO INI DULU YAH... https://www.youtube.com/watch?v=fE1f0jXt5xk
-
Perkawinan bagi masyarakat Batak khususnya orang Toba adalah hal yang wajib untuk dilaksanakan, dengan menjalankan sejumlah ritual perkawina...
-
Mengapa orang menikah ? Karena mereka jatuh cinta. Mengapa rumah tangganya kemudian bahagia ? Apakah karena jatuh cinta ? Bukan .... ...
-
Animal Identification Management (AIM) App adalah aplikasi Android yang baru dikembangkan yang akan segera tersedia di Play Store. Pengg...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar