Rabu, 24 Mei 2017

PERJUANGAN PAK AHOK & IBU VERO TIDAK AKAN SIA-SIA (1KOR.15.58)



  1. Mengapa pak Ahok mencabut gugatan bandingnya? Mengapa pula ibu Vero harus sesegukan menangis? Berbagai respons muncul. Ada yang memuji. "Hebat pak Ahok", "Ahok mulia sekali", "Dia sdh selesai dengan dirinya, kini semua diserahkannya bagi RI tercinta", "Ahok sudah memikul salib, kini giliran kita". Tapi ada juga yang bersikap negatif, nyeleneh...tidak sedikit yang puas dan bertepuk tangan.
  2. Setelah semua kekuatan terbaik diberikan, wajar jika Ahok dan jutaan umat, khususnya Ahokers mengharapkan hasil terbaik: bebas. Namun, apa boleh buat, keputusan di luar dugaan dan harapan. Ahok dinyatakan bersalah dan dihukum dua tahun! Sungguh, keputusan hakim yang mengejutkan banyak orang. Terlebih lagi, keputusan melampaui tuntutan jaksa! Lebih buruk lagi: langsung dipenjarakan! Sang gubernur yang berkuasa itu diperlakukan demikian. Tapi apa daya, majelis hakim telah memutuskan demikian. Ahok dan semua pengacara dibuat tak berdaya.
  3. Lalu, dengan segala kekuatan yang ada padanya, masih berkuasa penuh sebagai gubernur, dia berjuang mencari keadilan, berharap, dapat lepas diri dari tuduhan. Para ahli sudah didatangkan, banyak membela pak Ahok, termasuk ahli bahasa dari Universitas bergengsi di republik ini, Univ. Indonesia.
  4. Meresponi keputusan itu, dalam ketidakberdayaan Ahok dan pengacaranya, mereka mengajukan banding. Namun setelah dua Minggu dalam penjara, pak Ahok mencabut gugatan banding! Banyak terkejut.
  5. Perlu diperhatikan, keputusan itu diambil setelah berdoa dan membaca Kitab Suci selama dua Minggu. Istilah rohaninya, setelah retreat pribadi selama dua Minggu dan mendapat kunjungan rohani dan didoakan seorang rohaniwan terhormat di republik ini. Jadi, secara rohani pak Ahok dalam kondisi lebih baik dibanding respons awal ketika mengajukan banding dengan pengacaranya. 
  6. Apa artinya keputusan itu dan mengapa hal itu dilakukannya? Secara sederhana, dapat dijawab bahwa pak Ahok sudah pasrah. Sekalipun menyakitkan, pak Ahok dan ibu Vero siap menjalaninya.
  7. Mengapa tidak banding? Untuk apa banding? Logikanya adalah untuk mendapat keadilan yang lebih baik. Hanya itu yang membuat terhukum mau memperjuangkan banding. Hanya ORANG BODOH dan NEKAD yang melanjutkan perjalanan ketika dia tahu jalan yang akan ditempuh penuh bahaya dan ketidak pastian. 
  8. Jadi pesan penolakan banding oleh pak Ahok jelas. SUNGGUH TIDAK ENAK MENULISKANNYA. Saya bayangkan, selama dua Minggu pak Ahok sedang berhadap-hadapan dengan wajah pengadilan tinggi kita. Dia melihat wajah-wajah orang-orang dalam yang mungkin akan terlibat. Dia juga melihat wajah orang 'luar' pengadilan yang berada dalam pemerintahan, juga tentunya massa yang sedemikian ganas dan siap menghabisinya. Lebih khusus lagi, dia melihat semua orang2 yang begitu tulus mengasihinya...dstnya. Hari demi hari dia bergumul, melihat, mengamati...tentu dengan banyak berdoa dan dengan konsultasi dengan Kitab Suci. Jadi, seperti sedang tawar menawar, di satu sisi berdiri pak Ahok yang sangat tinggi integritas dan kejujurannya, di sisi lain berdiri pengadilan tinggi dengan orang-orang tsb di atas. Hasilnya, pak Ahok memutuskan MUNDUR, GUGATAN DICABUT. SIAP MENDERITA SELAMA 2 TAHUN.
  9. Mohon jangan ada seorangpun yang menyalahkan pak Ahok dengan keputusan itu. Jika pak Ahok rajin membaca Kitab Suci, tentu pernah membaca kalimat para nabi, seperti nabi Habakuk bahwa di ruang pengadilan pun tidak ada keadilan, "orang fasik mengepung orang benar", "KEADILAN MUNCUL TERBALIK" (Habakuk 1:4b). 
  10. Jadi meski pak Ahok telah berjuang mengadministrasi pengadilan, sekuat tenaga telah memperjuangkannya, dia terbatas, majelis hakim lebih berkuasa. Itu sebabnya, dia sang gubernur itu harus menderita di balik jeruji besi. Meski pak Ahok tidak yakin bahwa nubuatan nabi-nabi tidak selamanya demikian, dia harus meyakininya berdasarkan fakta yang dialaminya sendiri. Berdasarkan keyakinan dari pengalaman nyata itu, apakah pak Ahok masih layak disalahkan dengan mencabut gugatan banding? 
  11. Nampaknya, pak Ahok tidak yakin bahwa hal di atas akan terjadi selamanya dan di mana saja. Itulah yang dilawan dan diperjuangkannya. Dia sudah memulai dari Balaikota. Kita sering mendengar pak Ahok dengan semangat dan penuh keyakinan mengatakan, "Tugas saya/kami adalah MENGADMINISTRASI KEADILAN". Sungguh suatu kalimat agung, meski sangat langka, diucapkan seorang Ahok yang ambisinya mewujudkan kejujuran dan keadilan berapapun harganya. Itulah sebabnya, pak Ahok melangkah mantap tegak menjalani pengadilan di Ragunan. Kita perhatikan betapa pak Ahok menghargai dan menjunjung tinggi pengadilan. Itu terlihat dari kenyataan tidak pernah pak Ahok masuk dan keluar ruang pengadilan tanpa memberi hormat dengan membungkukkan badannya. Bahkan, ketika keputusan selesai dibacakan, dia dihukum dua tahun dan harus langsung dipenjarakan, dia kembali menunjukkan sikap hormat dengan membungkukkan badannya. Sungguh merupakan suatu sikap yang HANYA DAPAT DIMILIKI OLEH ORANG YANG TELAH MENCAPAI KUALITAS HIDUP TERTENTU. Terimakasih pak Ahok atas kegigihan dan keteladanan yang bapak berikan. Biar jutaan orang memakimu, percayalah, fakta keagungan sikapmu pasti telah dibaca oleh jutaan orang. Jutaan orang terpesona denganmu. 
  12. Akhir kata, mengapa ibu Vero harus gemetar, sesegukan, mencucurkan air mata membaca surat pencabutan gugatan itu? Serius, mata saya sengaja ditahan tidak berkedip ketika ibu membaca kalimat demi kalimat. Setelah saya dengarkan dan perhatikan berulang ulang, khususnya bagian saat turunnya air mata itu, saya makin terkesan kepada PASANGAN MUTIARA itu, demikian sengaja saya memilih istilah. Saya kira, ibu menangis ketika membayangkan jutaan orang mengasihi suami dan dirinya. Itu sebabnya, air mata mulai menetes dan tidak sanggup melanjutkan pembacaan bagian ucapan terimakasih dari suaminya kepada semua yang telah mendukung, mengirim karangan bunga, ribuan lilin, mengirim buku, dll. Meski Pak Ahok teguh, keras, saya kira ibu Vero lebih lagi. Orang yang begitu tegar, tidak akan tumbang karena hentakan dan ancaman. Dia akan 'lemah' karena kasih sayang. Emosi ibu Vero pun tergugah, dan tegar kembali saat membaca bagian keperdulian pak Ahok untuk kebaikan Jakarta. 
  13. Dalam suratnya, pak Ahok tidak putus asa. Sebaliknya, dia memandang kepada Allah yang BERDAULAT. Istilah yang dipilih pak Ahok itu, bagus. Itu mengacu kepada Allah yang SANGGUP MELAKUKAN APA SAJA menurut KEHENDAKNYA. Tidak ada hakim dan pribadi sehebat apapun yng dapat menghalangiNya. 
  14. Kepada Allah seperti itu dia berharap (Maz.131:3). Menarik diamati, mazmur itu adalah setelah mazmur 130, seruan umat Tuhan di sepanjang abad dan tempat KETIKA DALAM KESUSAHAN. Dahsyat sekali PRIBADI itu. Saya bersyukur, dalam kepicikan dan penderitaan, dia tidak berharap kepada manusia, sesuatu yang ALLAH BENCI (Yeremia 17:5, bandingkan ayat 7). Dalam retreat pribadinya dengan PENCIPTA ALAM SEMESTA, Allah meyakinkannya bahwa ALLAH PASTI MENYELESAIKANNYA (138:8a). Saya merinding ketika menulis bagian ini. Allah bukan hanya meyakinkan pak Ahok akan kepastian hidupnya, tapi bahkan mana yang terbaik untuk orang2 DKI dan pemerintah, sebagaimana juga tertuang dalam suratnya dari tahanan. Indah sekali, seperti rasul Paulus menulis empat surat dari tahanan dan menghibur umat, begitu pak Ahok menghibur jutaan umat. Seperti rasul pemberani, yang siap menghadapi singa2 (2Timotius 4: 17-18), begitulah keberanian pak Ahok.
  15. Ya ibu, jutaan orang mengasihi bapak/ibu dengan kasih yang sangat tulus. Doa kami terus untuk ibu dan bapak. Tidak hanya doa...Tetaplah tegar dan tegak seperti gunung batu. Jerih payah Bapak dan Ibu tidak akan sia-sia (1Korintus 15.58). 
  16. Allah telah menjadikan Bapak dan Ibu menjadi panutan bagi jutaan manusia, tidak hanya di Indonesia tapi seluruh dunia. Tidak hanya Kristen, tapi juga non Kristen. Jutaan umat diuji dan ditantang untuk memutuskan siapa sebenarnya orang beriman sejati dan bagaimana sebenarnya HIDUP BERIMAN. 

Soli Deo Gloria
Oleh Mangapul Sagala

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

BPN: MENUJU PELAYANAN PERTANAHAN MODERN STANDART DUNIA

YUK.... SIMAK VIDEO INI DULU YAH... https://www.youtube.com/watch?v=fE1f0jXt5xk