Siapa yang tidak kenal tanaman gulma eceng gondok? Saat ini, gulma tersebut bisa dimanfaat kan sebagai sumber bioenergi alternatif.
Barangkali informasi ini bs menjadi masukan kedepan buat kawasan yang dipenuhi oleh gulma tersebut. Salah satu contoh yang pernah saya lihat adalah di kawasan pinggiran Danau Toba. Bahkan Pemkabnya pernah membuat program pembersihan Danau Toba dari Eceng Gondok yang lokasinya dapat dilihat di lokasi eceng gondok di Danau toba . Mudah-mudahan untuk selanjutnya, program seperti ini ditiadakan dan diganti menjadi program pemberdayaan dan pengoptimalan manfaat eceng gondok sebagai bioenergi.
Berikut alur pembuatannya:
- Memotong/mencincang batang dan daun eceng gondok.
- Potongan eceng gondok dimasukkan ke tabung reaktor yang terbuat dari dua drum yang disatukan. Proses ini memakan waktu tujuh hari untuk menghasilkan gas dari hasil pembusukan eceng gondok.
- Selama tujuh hari, gas dari pembusukan eceng gondok akan mengalir ke tabung reaktor kedua untuk kemudian ditampung dalam tabung khusus.
- Agar gas tidak habis, tabung fermentasi yang berdaya tampung 80 kilogram itu diisi secara berkala.
- Sebanyak 30 kilogram eceng gondok di drum fermentasi, hanya bisa dipakai dalam waktu sehari. Terutama, bila digunakan secara terus-menerus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar